Big Bang: Awal Mula Segala Sesuatu yang Kita Tahu

Teori Big Bang adalah model ilmiah yang paling diterima untuk menjelaskan awal mula alam semesta kita. Menurut teori ini, sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, alam semesta dimulai dari keadaan yang sangat panas, padat, dan kecil, kemudian mengembang secara eksponensial. Ini bukan ledakan dalam ruang, melainkan ledakan ruang itu sendiri, menciptakan waktu, ruang, dan segala sesuatu yang kita ketahui.

Pada momen pertama setelah Big Bang, alam semesta berada dalam kondisi yang ekstrem, panas luar biasa, dan sangat padat. Partikel-partikel fundamental seperti kuark dan elektron mulai terbentuk. Seiring dengan pengembangan dan pendinginan alam semesta, partikel-partikel ini mulai bergabung membentuk proton dan neutron.

Sekitar beberapa ratus ribu tahun setelah Big Bang, alam semesta cukup dingin bagi proton dan neutron untuk bergabung membentuk inti atom sederhana, seperti hidrogen dan helium. Pada tahap ini, cahaya akhirnya dapat melakukan perjalanan bebas, menciptakan apa yang kita kenal sebagai Cosmic Microwave Background (CMB) — sisa radiasi dari awal alam semesta.

CMB adalah salah satu bukti paling kuat yang mendukung teori Big Bang. Ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1964, radiasi latar ini adalah “gema” dari momen ketika alam semesta pertama kali menjadi transparan terhadap cahaya. Pola bintik-bintik kecil dalam CMB memberikan informasi penting tentang komposisi dan evolusi alam semesta awal.

Bukti lain yang mendukung teori Big Bang adalah pengamatan bahwa alam semesta terus mengembang. Galaksi-galaksi bergerak menjauh satu sama lain, dan kecepatan pengembangan ini diukur melalui pergeseran merah cahaya dari galaksi jauh. Ini konsisten dengan gagasan bahwa alam semesta berasal dari titik tunggal yang terus memuai.

Kelimpahan unsur-unsur ringan di alam semesta juga mendukung Big Bang. Proporsi hidrogen, helium, dan litium yang diamati di alam semesta sangat sesuai dengan prediksi teori tentang bagaimana unsur-unsur ini terbentuk selama tahap awal alam semesta yang panas dan padat. Ini adalah konfirmasi penting dari model nukleosintesis Big Bang.

Meskipun teori Big Bang menjelaskan evolusi alam semesta sejak beberapa saat setelah awal, ia tidak menjelaskan apa yang ada sebelum Big Bang, atau apa yang memicu peristiwa itu. Pertanyaan-pertanyaan ini masih menjadi area aktif penelitian dalam fisika teoretis dan kosmologi, mendorong batas-batas pemahaman manusia.