Kadal Besar: Mengenal Lebih Dekat Biawak, Sang Predator Adaptif di Iklim Tropis

Biawak adalah kelompok kadal besar yang tersebar luas di wilayah panas dan tropis di seluruh dunia, termasuk Asia, Afrika, dan Australia. Dikenal dengan ukuran tubuhnya yang bervariasi, mulai dari yang kecil hingga mencapai beberapa meter, biawak memainkan peran penting sebagai predator dalam ekosistemnya. Kemampuan adaptasinya yang tinggi memungkinkan kadal besar ini untuk bertahan hidup di berbagai jenis habitat, mulai dari hutan hujan, padang rumput, hingga wilayah pesisir. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai karakteristik fisik, perilaku berburu, dan keanekaragaman spesies dalam kelompok kadal besar ini.

Secara fisik, biawak memiliki tubuh yang memanjang, kulit bersisik, ekor yang kuat, dan lidah bercabang yang digunakan untuk mendeteksi mangsa. Ukuran tubuh mereka sangat bervariasi tergantung pada spesiesnya. Contohnya, Komodo (Varanus komodoensis) merupakan spesies kadal besar terbesar yang masih hidup, sementara spesies lain seperti biawak air Asia (Varanus salvator) juga dapat tumbuh hingga ukuran yang signifikan. Kekuatan fisik dan gigitan yang kuat menjadikan mereka predator yang handal di habitatnya.

Perilaku berburu biawak sangat beragam tergantung pada spesies dan jenis mangsanya. Beberapa spesies adalah pemangsa aktif yang mengejar mangsanya di darat maupun di air, sementara yang lain lebih suka menunggu dan menyergap mangsa yang lewat. Makanan mereka juga bervariasi, mulai dari serangga, burung, mamalia kecil, hingga bangkai. Berdasarkan laporan dari petugas Taman Nasional Way Kambas pada tanggal 7 Juli 2024, seekor biawak air terlihat memangsa seekor anak rusa di tepi sungai. Kejadian ini menunjukkan peran biawak sebagai kadal besar dalam rantai makanan di ekosistem tersebut.

Keanekaragaman spesies biawak sangat kaya, dengan berbagai adaptasi unik terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Beberapa spesies arboreal (hidup di pohon) memiliki cakar yang kuat untuk memanjat, sementara spesies akuatik memiliki ekor pipih yang membantu mereka berenang. Namun, beberapa spesies kadal besar ini menghadapi ancaman akibat hilangnya habitat dan perburuan ilegal untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan atau diambil kulitnya. Pada pertemuan konservasi reptil di Bogor pada tanggal 19 Agustus 2025, para ahli menekankan pentingnya penegakan hukum dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk melindungi populasi biawak di alam liar. Upaya konservasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk memastikan kelangsungan hidup kelompok kadal besar yang memiliki peran ekologis penting ini.